Kamis, Juni 25, 2009

Menipu dengan Telepon...


Sahabat sekalian... berikut ini adalah pengalaman dari seorang yang sangat saya hormati dan insya Allah dimuliakan Allah. beliau ini meceritakan pengalamannya melalui email dan salah satunya ke saya... dan menurut saya, pengalaman beliau ini sangat berguna bagi kita.... insya Allah beberapa bukti audio dari pengalaman beliau ini akan saya buat linknya....



------------------------------

Ass.Wr.Wb

Sekedar ingin membagi pengalaman untuk diambil sebagai pelajaran bagi rekan-rekan.

Perkenalkan saya Agus H, anda dapat mengakses www.eramuslim.net untuk melihat profil saya pada kolom UST.MENJAWAB.

Kemarin Rabu, 24 Juni 2009, sekitar jam 14.20 seseorang dengan no telp 081354871809 mengaku sebagai AKP Yulianus kanit II anti anarkoba POLDA METROJAYA meminta agar saya segera mematikan handphone selama 30 menit karena ada seseorang (pengedar/pemakai narkoba) telah mengalihkan panggilannya (call divert) ke no HP saya. Seketika saya langsung ingat pengalaman seseorang yang pernah saya baca di Internet tentang modus penipuan dengan meminta HP dimatikan, dan insting saya mencium ada unsur penipuan dalam permintaan ini, sehingga saya jawab ya..ya… saja permintaannya.

Sesaat setelah percakapan berakhir saya langsung telpon ke rumah tentang percakapan telpon tersebut, dan meminta istri jangan panik jika ada orang yang akan mengabarkan diri saya mendapat musibah, kecelakaan, kritis dan sebagianya yang ujungnya meminta sejumlah uang untuk biaya operasi segera. Istri saya tentunya sudah paham apa yang saya maksudkan karena modus penipuan by phone ini bukan hanya sekali ini menimpa saya, sebelumnya seseorang mengaku dari Dirjen Dikti (DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI) berhasil saya rekam bualannya, sayang pembicaraan terputus sebelum pernyataan permintaan uang (silahkan dengar dalam file attach Aksi Tipu DIKTI). Belum juga selesai perbincangan dengan istri melalui telpon, AKP Yulianus kembali menelpon untuk memastikan HP saya off, karena sedikit kesal saya jawab bahwa HP tidak akan saya matikan karena masih jam kerja, dengan sedikit berharap dan memaksa dia tetap meminta agar HP di non aktifkan paling tidak 10 menit (silahkan dengar rekamannya dalam attach file).

Alasan saya menelpon ke rumah sangat sederhana, karena tentu penipu dapat dengan mudah melacak no rumah saya dari buku kuning (yellow pages) telkom, namun sungguh diluar dugaan setelah beberapa menit berlalu percakapan saya dengan penipu tersebut, HP saya kembali berdering dan sekarang bukan dari penipu atau relasi saya di Jakarta tetapi berasal dari adik saya yang tinggal di kampung halaman Situbondo JATIM berjarak lebih dari 1000 km dari jakarta, dengan nada cemas bercampur gembira karena mengetahui saya berada di kantor dalam kondisi baik-baik saja. Setelah berhasil mengendalikan emosi baru adik saya dapat bercerita dengan tenang bahwa beberapa menit lalu keluarga dikampung heboh bahkan ibu saya hampir collapse mendapat telpon dari orang tidak dikenal yang mengaku sebagai polisi menginformasikan bahwa saya mengalami kecelakaan parah dan sekarang dalam kondisi kritis serta menuntut penanganan sesegera mungkin yang tentunya berkorelasi pada biaya.

Yang membuat saya selalu bertanya (gak abis pikir), dari mana penipu tesebut mengetahui nomor HP keluarga saya dikampung halaman??? Apakah mereka juga telah melengkapi diri dalam beroperasi dengan peralatan sadap canggih sebagaimana intelejen??? atau ada oknum yang bermain??? atau mereka secara kebetulan menemukan sampah dokumen dari telkomcell???? Hati-hatilah. Semoga bermanfaat.

Wass.Wr.Wb


Rabu, Februari 18, 2009

Dan Jangan Gila !


Ku dengar, ku lempar... merambas jauh menusuk jari maut pembangkang cinta di ujung tanduk pada tanah kosong melompong tandus mendengus hujan yang tak pernah datang... kering... retak dan hancur.... lalu terbunuh oleh pedangnya sendiri... hah...

biarkan malam buta itu merasa tidak adil, karena adil itu bukanlah sama. Berani sekali kau berkata bungkam menatap bayang di sudut mata yang tak mungkin selamanya terpejam itu. Aku bukanlah kau! Yang penah melempar kata najis se iblis kaum oportunis yang selalu berharap manis di ujung perbuatan dan fikiran yang gila.

Peduli setan dengan arus perjalanan ini, karna semua nya ada imbalannya. Terserah kau memilih jalan itu, karena kau hidup di dalam fikiran mu, maka najislah dirimu bila mencoba hidup di kepala orang lain.

Satu dua dan tiga... maka mulailah sadarkan diri... bagunlah dari mimpi siangmu, karena ini saatnya menjalani kenyataan, bung !!! jangan pernah berfikir lagi... karena fikiran seperti itu tak ada padaku...yeah...!