Minggu, Oktober 26, 2008

Tak ada (lagi) ragu



Bila kau tanya aku tentang perasaan ku pada keadaan yang sekarang, maka aku yakinkan kau bahwa kau tak perlu tanyakan itu lagi padaku. Aku tahu, semakin dekatnya hari H itu membuat orang akan semakin tidak yakin dengan langkahnya sendiri. Aku yakinkan kau, aku tidak seperti itu lagi, kita sudah melangkah jauh, banyak hal yang sudah dilakukan, mana mungkin perasaan sangsi itu semakin besar. Tidak, perasaan sangsi itu sudah semakin terkikis dan mungkin sekarang telah habis.


Aku tak punya rencana lain selain melanjutkan yang sudah kita usahakan, bukan berarti pilihan untuk mundur itu tidak ada, pilihan mundur itu pasti ada, tapi aku tak sempat menuliskannya di agenda pernikahan ini. Karena isi agenda pernikah ini semuanya tentang menjalankan pernikahan, dan agendanya sudah penuh, disana banyak hal yang akan dilakukan untuk mewujudkan impian yang ingin kita bangun. Kalaupun pilihan mundur itu harus tetap ada, maka yakinlah bahwa pilihan itu cuma ada di agenda orang lain.


Jelangan hari yang semakin tercium ini tak akan pernah lagi membuat ku harus takut seperti yang pernah kurasakan dulu. Aku memang sempat ragu akan langkah yang aku lakukan, pernah terpikir untuk memadamkan api yang sudah berani kita nyalakan itu. Tapi, api itu terlalu indah untuk dipadamkan, niat ini terlalu mahal untuk dibatalkan, dan dirimu terlalu baik untuk dijauhkan. Aku pasrah pada angin, aku sudah tahu angin akan membawaku kemana, tapi aku tak perduli, aku hanya menatap langit, dan meminta pencipta langit itu menyakinkanku tentang arah ini.


Suatu malam teduh, aku mengangkat semua renungan yang ingin ku adukan, mencabik semua gundahan kelana itu dan membongkar roda gila perjalanan...


Dan terhitung mulai saat itu, niat ini harus disempurnakan. Perjalanan ini akan kutempuh dengan kerinduan bersamamu, tentunya dengan hijab yang masih harus kita jaga. Selain Allah, hanya kita yang tahu, apakah hijab itu masih terpasang rapi ataukah sudah kita pecundangi. Menurutku, semuanya masih baik, dan akan tetap seperti itu sampai kita harus melepasnya sebentar lagi dan menyimpannya untuk orang lain.


Berjalanlah... karena kau sudah tak sendiri lagi. Walau tak terlihat, teman itu ada untukmu...

Tidak ada komentar: