Minggu, Oktober 26, 2008

Tetaplah Perjuangkan


Kau masih ingat tentang bendera yang harus tetap berkibar? Ini adalah hari bersejarah buat kita, ini adalah langkah awal kita, ini adalah nol kilometer kita untuk hidup yang lain. Kita pasti ingin awal kehidupan baru ini tidak dimulai dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Keinginanmu, sama seperti yang aku inginkan, maka kau sudah tak perlu repot meminta persetujuanku, paling hanya pemberitahuan saja. Bukannya aku percaya buta kepadamu, aku hanya sudah yakin bila kita punya keinginan yang sama, aku harap tetap seperti itu.

Aku memang tidak terlalu berkosentrasi pada walimah, bukannya walimah itu tak penting, karena dimataku, hidup kita sebenarnya adalah setelah walimah itu selesai. Saat kita sudah hidup bersama, disinilah segala komitmen kita akan teruji. Dan aku hanya ingin agar kau nyaman bersamaku, menjadikanmu benar-benar sebagai istri, dan menempati salah satu tempat teristimewa di hati.

Sejak namamu belum pernah ada di kepalaku, aku sudah sibuk menyiapkan banyak hal. Aku telah memiliki sedikit diantaranya, walau yang kupunya tak sebanyak yang di harapkan kebanyakan orang, tapi aku sudah wajib bersyukur kepada Allah karena hal yang sedikit itu, dan akan aku gunakan untuk menjemputmu, nama yang kemudian akan selalu di kepalaku...

Kaupun tentunya tahu, sudah banyak korban yang harus mati konyol dalam sebuah walimah. Karena pasangan yang ingin syar’i itu harus bertarung dengan orang yang mereka hormati, orang tua dan keluarga. Mereka harus kalah, tapi bukan karena mereka lemah, mereka kalah karena kecintaan kepada orang tua. Sungguh pertarungan yang tidak imbang.

Lantas, apa kita juga akan seperti ini? Mestinya aku tak tanyakan ini kepadamu bukan? Toh kaupun sudah tahu apa yang harus di usahakan dan dikerjakan. Disini, mungkin kita sedikit bersyukur, kanapa? Karena orang tua dan keluarga ku tidak akan bisa “berbicara” banyak tentang walimah ini, mereka memang sempat tanyakan kepadaku, aku jelaskan saja apa yang ada di kepalaku dan aku sampaikan pula bahwa ini keinginan kau dan aku. Aku tak tahu apa mereka kalah atau pasrah, tapi yang jelas, mereka akan ikut saja. Dan mudah-mudahan satu halangan telah terlewati.

Sekarang, apa kabarmu dan keluargamu? Aku tak akan menterormu. Toh kau juga sedang berjuang keras. Kau tidak sendiri, kita punya banyak teman yang bisa membantu. Apa yang kau butuhkan? Insya Allah bantuan akan segera datang.

Hanya mengigatkan saja:
...bahwa Allah akan memudahkan urusan orang-orang yang ingin menikah karena Dia...
Lantas, apa lagi yang kita risaukan? Tetap berjuang ukhti ku (...ups, apa aku sudah boleh bilang begitu?, akan segera di edit)

Tidak ada komentar: