Sabtu, Juni 07, 2008

Hilang pada masa.

(... lanjutan: Geteran itu.... Cinta?)


Tak kuasa terombang pada kejamnya ketidak pastian, hidup ini pilihanku, mengapa aku yang termanipulasi oleh waktu. hai waktu...!!! aku menantang mu...!!!

langkah dengan niat seribu jurus tersimpan dalam benakku, semua menjadi jelas, itu tekad ku. mengapa kemaren nomor telepon itu tak bisa diajak kerjasama? hinanya aku yang masih tenggelam dalam kesalahan, bukan sinyal yang masalah ketika aku coba telepon kemarin, tapi nomornya yang salah kecil tapi berdampak banyak.

Gemuruh dram perangpun ditabuh, sangkalkala komando telah berbunyi, aku siap tempur. bertempur melawan jutaan pertanyaan yang mencabik keseharianku yang pedih, terpecah di hempas karang tak kenal tanya. Dia akan menikah sebentar lagi.

Bumi yang yang di injak terasa bara, udara yang terhisap terasa racun ganas, cambukan algojo jahanam itu begitu terasa memecah kulit dan harapan yang ada... patah hati....

mungkin inilah drama picisan yang sering dijual oleh sang kapitalis terkutuk untuk mendapatkan keuntungan, sehingga drama ini layak mendapat rating tertinggi di seantero jagad nusantara yang yang terkenal bengal terhadap kebenaran Islam ini.

Aku tidak patah hati, sahabat.
Dunia ini tlah banyak menyiksaku, terlalu siring derita itu menyapaku, sehingga derita ini menjadi teman akrabku. Dia selalu bersamaku. Lantas, tak ada alasan masa memupuskan hatiku, aku bukan bukan manusia cengeng.

Satu tanya yang aku tak mengerti, mengapa hal ini membuatku tidak merasa apa-apa, seperti biasa saja? langkah kakiku terasa ringan..., aku merasa terbebas dari beratnya beban yang kupikul berabat lamanya, kini semua lenyap. Ya Allah... aku mewakili seluruh tubuh ini mengucap syukur padaMu. satu kata... AKU BEBAS.

Kemana Getaran yang sebelumnya membuatku bagai penyair kelas dunia itu? kemana impian yang kutanam sebelum ini, kemana hayalan yang kubangun setiap awal tidurku? kemana semua....!!! kenapa hilang begitu saja...?

Ya Allah, apa penyakit ku ini... kenapa aku tidak sakit hati, kenapa aku tak bisa sedih? apa hatiku telah keras membatu hingga tak punya perasaan lagi? ataukah yang kurasakan selama ini bukan cinta? lantas, perasaan apa yang kurasakan selama ini...? lalu seperti apa cinta itu ya Rabbku... mengapa aku belum merasakannya... kapan aku akan mengalami perasan cinta itu Yaa Allah...? perasaan yang begitu membahana, hati yang begitu menghujam, cinta yang begitu dalam... kapan yaa Allah....

Ya Allah, aku tidak menyalahkanMu. aku menyalahkan diriku yang masih begitu jahil memahami apa yang kau tetapkan. Dekatkan hatiku denganMu, Engkau pemilik segala cinta, tak sulit bagiMu memberikan sedikit padaku, agar aku bisa menjadikannya sebagai perisai untuk menyempurnakan diriku yang masih jauh dari sempurna ini bersama akhwat sholihah yang kau pilihkan... aku nantikan waktu terindah itu ya Allah, pasti aku nantikan. Pasti.


Tidak ada komentar: