Rabu, Agustus 20, 2008

Barisan Perang Badar




Ketika aku mengkafirkan diri dari anjingnya demokrasi, maka tak ada satu helai rambut yang berhak mengahalangi langkah ku mengangkat patahan narasi yang terlupakan. Ini lah nafasku yang bercampur dengan deru debu jalanan, maka nafas adalah kesempatan, jiwa adalah peluru, hati adalah perisainya… inilah aku, jiwa yang terkoyak dalam seribu martir…

Hidupku yang di abdikan untuk menjadi saksi setiap jengkal tanah di dunia ini, maka kan kujadikan waktu untuk menghias taman-taman kuburan. Tak kan kuelakkan angkuhnya tongkat-tongkat Abu Jahal, hingga iblis bernama kebebasan si setan Amerika itu harus mati bersama ketapel Palestina, dan membakar Vatikan dalam omong kosong perdamaian.

Do’a, batu, air mata dan darah ini akan terus mengalir bersama cinta keteladanan para tabi’in dalam naungan panji Rasulullah, inilah barisan perang badar yang angkat bicara, maka bersiaplah mampus bersama arang mu yang terakhir. Kau tak perlu lari karena tak ada tempat bagimu kecuali di ujung pedangku bersama niat syahid di dadaku.

Dengarkan terompak kaki kami yang terdengar hingga ke ujung syurga, inilah kaki-kaki yang akan menjadikan mu sampah dan pecundang dalam arena perang. Maka sudah pilihanmu untuk menjadi zionis seiring dengan nasib lehermu yang akan ku tebas...

Tidak ada komentar: