Jumat, Agustus 08, 2008

Harapan itu...


Belum genap satu minggu aku mengkhitbah mu yang jauh di pelosok sana, rona hidupku terasa begitu memerah. Bagaimana tidak, sebelumnya status ku JOMBLO, sekarang berubah menjadi CALON SUAMI. Wah... jujur saja, aku rada grogi dengan status baru ini. setiap saat... pengen senyum aja bawaannya. Pokoknya senang aja gituh. Tapi... ya ini ga enak nya... aku jadi seneng menghayal , kaya orang mau kawin aja (lha, emang iya kan?).

Betul, semua laki-laki adalah calon suami, tapi status ku ini kan bukan karena aku laki-laki saja, tapi status ini benar-benar resmi. Bukan hanya aku, kau juga begitu, kau kini sudah terikat, dengan status mu yang sekarang menjadi CALON ISTRI, maka sumua pintu terkunci bagi laki-laki mana pun selain aku (hihihi...) dan kuncinya sedang aku simpan, bisa jadi kunci ini tetap ada padaku, dan tidak tertutup kemungkinan kau meminta kunci ini kembali, jika itu terjadi... aku tidak punya alasan untuk tidak memberikannya.

Kau tahu, gossip di kantor semakin hari semakin melabar saja. Berita tentang lamaran 3 agustus kemaren entah bagaimana menyebar ke semua orang disana, mulai OB, kantin (malah issu disni agak parah, aku dikira sudah nikah... maklum, kantinkan tempat mangkal banyak orang), Satpam, Guru, Manajemen, Komite Sekolah hingga ke wali murid.... setiap ketemu, pasti dikasih senyum nakal ”... kapan neeeh, udah gatel pengan kondangan”, atau kalo lagi ibu-ibu ngumpul dan kebetulan aku ada disana ”pak, tanggung jawab loh, banyak yang patah hati neeh...”. bukan hanya dikantor, di lingkungan temen-temen se-aktivitas juga demikian, pasti ditanya tentang hasil lamarannya dan kapan tanggalnya. Aku cuma senyum aja , dan menyakinkan para FANS ku itu bahwa semuanya sedang berjalan, dan tunggu tanggal tarungnya.... ternyata semua orang yang di sekitarku sangat memperhatikan ku, dan frekuansinya diluar dugaan.

Kadang aku juga merasa aneh, kenapa? Coba bayangkan... aku akan menikahi wanita yang sampai sekarang aku belum hafal wajahnya. Aku akan menikahi wanita yang sampai sekarang belum kudengar suaranya (kecuali waktu ta’aruf dulu, itu pun cuma sekedar saja), aku akan menikahi orang yang sampai sekarang aku tidak punya apa-apa tentangnya, kecuali nama. Ya, kecuali nama. Cuma itu yang aku punya (aneh ga sih...?)

Terus terang, aku belum menyiapkan rencana apapun tentang pernikahan ini. Bagai mana tidak, sampai sekarang aku tidak tahu apa keputusan mu tentang pelaksanaan pernikahan ini. Aku tidak akan memaksa mu, karena aku tidak mau begitu. Kalo ingin berjalan, berjalanlah. Tapi kalo kamu mau lari, yaa lari aja... atau kalo mau naik angkot juga ga apa-apa. Yang penting kau nyaman menjalaninya.

Aku juga tidak tahu perasaan mu tentang rencana pernikahan ini, apakah ada masalah... adakah keraguan... adakah yang mau dikatakan..., biasanya, kalo tidak ada konfirmasi berarti tidak ada masalah (seharusnya kan begitu). Tentang bagaimana aku, kau bisa melihat blog ini kapan saja kalau kau ada waktu. Karena blog ini memang disampaikan buatmu... yang lain cuma numpang disini (biar yang masih jomblo-jomblo itu kepanasan). Ada banyak hal yang menurutku kau perlu tahu, aku sampaikan disini. Aku juga tidak tahu, apakah kau keberatan dengan semua yang aku sampaikan disni.

Aku cuma berharap, agar kau baik-baik saja. Dan semua berjalan seperti yang di harapkan. Semoga.

Tidak ada komentar: