Rabu, Agustus 06, 2008

Catatan 3 Agustus 2008


Semua sudah siap… barang yang di bawa ada semua, orang ikutan … sumuanya siap. Dengan menahan dentuman jantun, pagi itu kami berangkat cuma denga satu niat jalan-jalan.... tepatnya: mengkhitbahmu sambil jalan-jalan kepantai. Dengan berbagai hal, perjalanan agak meleset dari jadwal karena harus menunggu kakaku sekeluarga yang masih ada urusan ”dalam negeri” bersama juniornya, dan ustad AH yang ternyata harus kemabli kerumah walau sudah ada di depan pintu tol karena ada hal yang tidak bisa di lewatkan.. akhirnya perjalanan yang mendebarkan itu berlanjut juga dengan 2 mobil dan 11 orang.

Banyak hal yang di bicarakan dalam perjalanan itu, saking banyaknya aku sampai lupa. Diantaranya kapan rencana pernikahan akan di gelar, aku bilang: ga tahu, lihat aja nanti....

Perjalanan itu begitu jauh, aku kadang membayangkan, bagaimana kau pulang dengan jarak itu? Lalu, bagaimana kau melintasi jalan setelah belokan itu yang tidak ada angkot masuk kesana... kan masih jauh harus masuk kedalam, jalan kaki? Atau di jemput? Ditengah perjalana yang tidak berangkot itu, pamanmu menemukan kami yang sedang ragu dengan jalan kami sendiri.... dan kami pun sampai kerumahmu.

Ketika sampai, aku berharap kalau ini cuma mimpi karena aku terlalu memikirkan rencana pernikahan ini, sial... ini nyata bro...dan sudah banyak orang disana yang menyambut ramah...ah, tempat ini sama seperti kampungku. Desa banget.

Aku sudah gugup beberapa saat setelah di persilahkan duduk, karena aku masih mencari-cari apa kau ada di antara yang menyambut itu atau tidak?sepertinya tidak ada, maklum... takut salah orang...karena (jujur saja) aku sudah lupa wajahmu (hihihi... jadi malu...).

Sedikit basa-basi tentang rute perjalanan, konteiner, debu, cuaca, PLTU, batu besar dan semacamnya.... hey... aku sedang gugup.... bisa bicaraan yang lain saja? Misalnya.... langsung ke lamaran gituh...

Ya... kami mengajukan lamaran, dan.... asiiik… di terima! Kawin dah, neh…

Tapi kemudian aku jadi gusar tentang waktu pernikahan, semula aku sudah senang dengan rencana pertama, walau agak lama, tak apalah… masih dalam toleransi. Tapi… bagaimanan dengan rencana kedua? 1 tahun…!!!

Jujur saja… aku mau kabur. Karena orang-orang disana selalu melihat kearahku, dan aku cuma menunduk dan mengamati HP LG KG300 yang kubeli dengan susah payah setahun yang lalu... sebernarnya aku sudah hafal bentuK HP kesayangan ku itu, tidak ada lagi yang terlalu menarik, tapi waktu itu... HP ini menjadi hal yang sangat menarik untuk di perhatikan di tengah negosiasi waktu pernikahan ini.

Disatu sisi, yaa... masuk akal semua masukan itu. Tapi... yaa... masak iya harus ada ide satu tahun, kalo begini, mendingan mengajukan biodata pernikahan dan khitbahnya setahun lagi aja. Kalau pun benar satu tahun... yaaa OK-lah... tapi kurasa bukan aku yang akan mengkhitbahnya, karena mungkin aku sudah mengkhitbah yang dari provinsi sebelah aja, Bogor misanya.

Maksudku, sudah kita pahami bersama, toh? Jarak antara Khitbah dan Nikah palingan cuma 2 atau 3 bulan, lebih dari itu sudah tidak sehat, siap-siaplah dengan banyak masalah, misalnya: hambar, atau bosan menunggu, itu masalah besar. Tapi, pandangan keluarga memang layak di pertimbangkan, kok.

Bukankah yang menyetujui rencana pertama malah lebih banyak? Naaaa...

Dengan berbagai perasaan yang bekecamuk di hati ku, kami pulang. Aku tidak tahu apakah harus senang atau kecewa dari hasil khitbah ini... tapi yang lain asik-asik saja kelihatannya. Dalam perjalanan pulang aku sempat di godain, apa tanggapanku tentang waktu yang 1 tahun lagi, dengan cepat aku menjawab: Pak, ganti aja ya, pak...? (hehehe.... becanda duluan sih...)

Dalam perjalanan pulang, kami mampir dulu ke Carita, main kelaut yang lagi surut, aku memang senang main ke laut. Sambil memandang laut, aku berkhayal, wah... asik neh, kalau pulang kampung, bisa main terus kelaut (hihihi... itu kalo jadi nikah, mas...)


Sebelum naik lagi ke mobil untuk pulang, aku mampir ke mobil kakak. Yang jelas, entah bagaimana kamu dan keluargamu memperlakukan kakak ku, dia sudah jatuh hati dengan kalian. Dia sudah cocok sekali dengan mu hingga dia bilang agar aku mengajakmu ke BSD kalau nanti balik ke Tangerang, dan bahkan dia sempat mengajakmu pulang bersama, kan?

Dia sudah keluarkan ultimatum: ”awas ya kalo ga di nikahin...udah pas lah pokoknya, udah cocok tuh..., di negoin aja agar tidak 1 tahun ya, jangan ngomong macem-macem, apalagi sampe ga jadi... awas....” Aku senang juga dengan dukungan dari kakak.

Begitu mengantar ustd.AH kerumahnya, aku sempat sampaikan niatku itu, kalau aku tidak bisa menunggu 1 tahun. Dia sudah mengerti, kok. Dan dia akan sampaikan seperti rencana sebelum khitbah itu tetap terlaksana, insya Allah.

Jujur saja, aku sudah siap dengan kemungkinan terburuk termasuk batalnya khitbah ini hanya gara-gara tidak sepakat waktu. Ini pasti sangat sulit (aku pasti bohong kalo aku bilang siap untuk gagal dalam khitbah ini, aku pasti tidak siap).

Aku yakin, kau juga ingin dilaksanaan segera, karena kita tidak butuh perayaan yang besar... kita hanya ingin di nikahkan dan melanjutkan kehidupan kita... iya, kan?

Semoga niat kita segera tercapai...

Tidak ada komentar: